MAKALAH
TRADISI MELAYU
“RUMAH MELAYU”
Dosen : TETTY
KURMALASARI,M.Sc.
Heny fiasri 130388201028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MARITIM RAJA ALI HAJI
TAHUN 2014
1
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penyusunan
makalah merupakan salah satu tugas mata kuliah Tradisi melayu.Dalam penyusunan
makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberi tugas makalah ini
Dalam Penulisan makalah ini
saya merasa masih banyak kekurangan-kekurangan,baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki saya masih kurang dan
saya masih dalam proses belajar Untuk itu saya meminta maaf jika terjadi
kesalahan pada makalah ini
Akhir
kata saya berharap agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Tanjung
Pinang, Juni 2014
Heny.Fiasri
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………...……………….. 1
DAFTAR ISI ………………………………………….…………..................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………………………... 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………….….……………………... 3
1.3 Tujuan Masalah ……………………...…………..…. …………………… 3
1.1 Latar belakang……………………………………………………………... 3
1.2 Rumusan Masalah ……………………………….….……………………... 3
1.3 Tujuan Masalah ……………………...…………..…. …………………… 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Jenis Rumah melayu……………………………………………………….. 4
2.2 Bagian-bagian rumah melayu……………………………………………..... 5
2.1 Jenis Rumah melayu……………………………………………………….. 4
2.2 Bagian-bagian rumah melayu……………………………………………..... 5
BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan…………………………………………………………………. 14 3.2 Saran……………………………………………………………………..... 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam
budaya melayu,seni pembangunan rumah tradisional disebut dengan istilah”Seni
bina”.Rumah memiliki arti yang sangat penting bagi orang melayu.Rumah bukan
saja sebagai tempat tinggal dimana kegiatan kehidupan dilakukan dengan
sebaik-baiknya,tetapi juga menjadi lambing kesempurnaan hidup.Beberapa ungkapan
tradisional melayu menyebutkan rumah sebagai”Cahaya hidup dibumi,tempat beradat
keturunan,tempat berlabuh kaum kerabat,tempat singgah dagang lalu,hutang orang
tua kepada anaknya”.Dalam makalah ini saya membahas tentang jenis dan bagian-bagian
dari rumah adat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang berkaitan dengan masalah rumah adat yaitu :
1.Apa saja jenis rumah melayu ?
2.Bagian-bagian dari rumah melayu ?
1.3 Tujuan Masalah
Adapun
tujuan masalah yang berkaitan dengan masalah tersebut adalah:
1.Mengetahui
jenis rumah melayu
2.Mengetahui bagian-bagian dari rumah melayu
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis rumah melayu
1.Rumah kediaman
Rumah lazim disebut
rumah tempat tinggal atau rumah tempat diam,yaitu rumah yang khusus untuk
tempat kediaman keluarga.Didalam kehidupan sehari-hari,rumah wajib dipelihara
dengan sebaik-baiknya agar lebih memberi kenyamanan dan kebahagiaan bagi
penghuninya.Berdasarkan bentuk atapnya,rumah kediaman dinamakan Rumah Bubung
Melayu atau Rumah Belah Rabung atau Rumah Rabung.Nama Rumah belah rabung
diberikan oleh orang melayu karena atapnya terbelah oleh bubungnya.Sebutan lain
yang diberikan untuk rumah adalah berdasarkan pada bentuk kecuraman dan
variansi atap,rumah dengan atap curam disebut dengan rumah lipat pandan.Jika
atapnya agak mendatra disebut dengan rumah lipat kajang,dan bila atapnya diberi
tambahan dibagian bawah(kaki atap) dengan atap lain dinamakan rumah atap layar.
|
2.Rumah Balai
Rumah balai adalah semua bangunan
yang dipergunakan untuk pertemuan anggota masyarakat seperti balai adat,balai
penghadapan,balai ruang sari,balai panca persada,dan balai kerapatan.Hakikat
rumah balai adalah tempat melakukan kegiatan bermasyarakat dan kegiatan
social.termasuk tempat mengadakan musyawarah dan sebagainya.Rumah melayu
melambangkan .falsafah hidup gotong-royong,senasib sepenanggungan dan
kesetiakawanan social pada masyarakat.
3.Rumah ibadah
Rumah ibadah adalah bangunan yang didirikan
dan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan ibadah dan kegiatan lain yang
berkaitan dengan keagamaan.Bagi orang melayu rumah ibadah wajib
didirikan,terutama masjid disetiap kampung.Masjid dan surau umumnya berbentuk
bujur sangkar karena kebanyakan bangunan ini didirikan diatas tiang maka dapat
pula disebut sebagai bangunan panggung.Bentuk panggung dipilih agar bangunan
tidak terendam air atau dimasuki binatang.
4.Rumah Penyimpanan
Rumah penyimpanan adalah segala bangunan yang
dipergunakan untuk menyimpan benda-benda keperluan hidup.Bangunan ini antara
lain tempat menyimpan padi yang disebut kapok padi atau rumah petak,dan tempat
menyimpan benda-benda lainnya yang disebut rumah bangsal atau limbungan.
2.2
Bagian-bagian
rumah melayu
1.
1.ATAP
Atap
merupakan bagian teratas yang melindungi rumah. Bahan utama atap adalah daun
nipah dan daun rumbia, tetapi pada perkembangannya sering dipergunakan atap
seng. Atap dari daun nipah atau rumbia dibuat dengan cara menjalinnya pada
sebatang kayu yang bengkawan, biasanya dibuat dari nibung atau bambu. Pekerjaan
memasang atap disebut dengan menyangit. Selain itu, atap juga di hiasi dengan
lambang yang memiliki makna-nya sendiri, salah satunya yaitu lambang dari atap rumah
orang melayu yang disebut Perabung memiliki bentuk lurus, sebagai lambang
lurusnya hati orang Melayu. Sifat lurus itu haruslah dijunjung tinggi diatas
kepala dan menjadi pakaian hidup.
Beberapa jenis atap
berdasarkan bentuknya, yaitu:
a. - Atap
Kajang
Bentuk
atap yang disebut atap kajang yaitu atapnya agak mendatar, dikaitkan pula
dengan fungsi kajang, yakni tempat berteduh dari hujan dan panas. Hendaknya
sikap hidup orang Melayu dapat pula menjadi naungan bagi keluarga dan
masyarakat.
b. - Atap
Layar
Bentuk
atap yang bertingkat disebut Atap layar, Atap Labu, Atap Bersayap, atau Atap
Bertinggam, mengandung makna tertentu.
c. -Atap
Lontik
Atap
yang kedua ujung perabungnya melentik ke atas melambangkan bahwa pada awal dan
akhir hidup manusia akan kembali kepada penciptanya, Allah Yang Maha Besar.
Sedangkan lekukan pada pertengahan perabungnya melambangkan “Lembah Kehidupan”
yang kadang kala penuh dengan berbagai ragam cobaan.
Bagian-bagian dari atap
rumah orang melayu
Selembayung yang disebut juga Sulo Bayung dan Tanduk Buang, adalah hiasan yang terletak bersilang pada keduan ujung perabung bangunan rumah lontik.
Selembayung mengandung beberapa makna:
a. Tajuk
Rumah : Selembayung membangkitkan Seri dan Cahaya Rumah.
b. Tuah
Rumah : yakni sebagai lambang bahwa bangunan itu mendatangkan tuah kepada
pemiliknya.
c. Lambang
Keperkaaan dan Wibawa : Selembayung yang dilengkapi dengan tomabk-tombak
melambangkan keturunan dalam rumah tangga, sekaligus sebagai lambang
keperkasaan dan wibawa pemiliknya.
d. Lambang
Kasih Sayang : Motif ukiran selembayung (daun-daun dan bunga) melambangkan
perwujudan, tahu adat dan tahu diri, berlanjutnya keturunan serta serasi dalam
keluarga.
2.Sayap Layang-Layang atau Sayap Layangan
Hiasan ini terdapat pada keempat sudut cucuran atap.
Bentuknya hampir sama dengan selembayung. Setiap bangunan yang berselembayung
haruslah memakai sayap layangan sebagai padanannya. Sayap laying-layang
merupakan lambang kebebasan, sesuai dengan namanya. Jadi, kebebasan yang
tergambar dalam sayap layang-layang adalah kebebasan yang tahu batas dan tahu
diri.
3.Lebah Bergantung
Hiasan
yang terletak dibawah cucuran atap (lisplang) dan kadang-kadang dibagian bawah
anak tangga disebut Lebah Bergantung atau Ombak-ombak. Hiasan ini melambangkan
manisnya kehidupan rumah tangga, rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri.
4.Perabung
Hiasan
yang terdapat pada perabung rumah adalah hiasan yang terletak disepanjang
perabung, disebut Kuda Berlari. Hiasan ini amat jarang dipergunakan. Lazimnya
hanya dipergunakan pada perabung istana. Hiasan ini mengandung beberapa lambang,
salah-satunya:
-
Lambang Kekuasaan : yakni pemilik
bangunan itu adalah penguasa tertinggi di wilayahnya.
5.Singap/ Bidai
Bagian ini biasanya dibuat bertingkat dan diberi hiasan yang sekaligus berfungsi sebagai ventilas. Pada bagian menjorok keluar di beri lantai yang disebut teban layar atau lantai alang buang atau disebu juga Undan- undan.Bidai lazimnya dibuat dengan tiga bentuk yaitu bidai satu,bidai dua,dan bidai tiga.setiap nama mempunyai lambang tertentu.
-Bidai Satu
Bidai satu adalah bidai rata.Bangunan dengan bidai satu ini
adalah bangunan yang umum,yang dapat dibuat oleh siapapu.
-Bidai Dua
Bidai dua adalah bidai dua tingkat.Pada setiap tingkat diberi lantai yang disebut lantai buang atau teban layar dan undan-undan.bangunan ini melambangkan bahwa pemilik bangunan itu adalah orang berbangsa atau orang patut-patut.
Bidai dua adalah bidai dua tingkat.Pada setiap tingkat diberi lantai yang disebut lantai buang atau teban layar dan undan-undan.bangunan ini melambangkan bahwa pemilik bangunan itu adalah orang berbangsa atau orang patut-patut.
-Bidai Tiga
Bidai tiga tingkat.bangunan ini khusus istana,balai kerajaan,balai adta,atau kediaman datuk-datuk dan orang besar kerajaan.
Bidai tiga tingkat.bangunan ini khusus istana,balai kerajaan,balai adta,atau kediaman datuk-datuk dan orang besar kerajaan.
2.Tiang
Bangunan
tradisional Melayu adalah bengunan bertiang. Tiang dapat berbentuk bulat atau
persegi. Sanding tiang yang bersegi diketam dengan ketam khusus yang disebut
kumai. Sanding tiang adalah sudut segi-segi tiang. Diantara tiang-tiang itu
terdapat tiang utama, yang disebut Tiang Tua dan Tiang Seri.jumlah tiang induk
paling banyak 24 buah,sedangkan tiang untuk bangunan lainnya tidaklah
ditentukan jumlahnya.
Lambang-lambang pada tiang
a. Tiang
Tua : adalah tiang utama yang terletak disebelah kanan dan kiri pintu tengah.
Dalam ungkapan, tiang tua ini melambangkan tua rumah, yakni pimpinan didalam
bangunan itu, pimpinan di dalam keluarga dan masyarakat.
b. Tiang
Seri : adalah tiang yang terletak di keempat sudut bangunan induk, melambangkan
empat penjuru mata angin.
3.Pintu
Pintu
disebut juga Ambang atau Lawang. Pintu masuk dibagian muka rumah disebut pintu
muka, sedangkan pintu dibagian belakang disebut pintu dapur , pintu telo atau
pintu belakang. Pintu yang ada diruangan tengah pada rumah yang berbilik, pintu
yang menghubungkan bilik dengan bilik disebut pintu malim atau pintu curi.
Pintu berbentuk persegi empat panjang. Ukuran pitu lebar antara 60 s/d
100 cm, tinggi 1,50 s/d 2 meter.
Lambang pada pintu
Pintu
pada bagian atas diberi hiasan lengkung disebut pintu lengkung. Ada pula pintu
yang sengaja dibuat agak rendah, sehingga siapa pun yang masuk atau keluar dari
bangunan tersebut harus membungkukan kepalanya. Ini malambangkan bahwa siapa
saja yang keluar masuk bangunan itu haruslah tahu adat dan tradisinya.
Hiasan pada pintu
Daun pintu dibuat berbentuk panel dan ram-ram
(jalusi), atau separuh panel separuh ram-ram. Bahannya terbuat dari kayu
pilihan seperti surian, punak, dan tembesu. Pada bagian atas pintu diberi
hiasan sebagai ventilasi dengan ukiran tertentu seperti kaluk pakis dan
bunga-bungaan.
4.Jendela
Jendela lazim disebut tingkap atau pelinguk. Jendela
dibuatdari papan dan digantung dengan engsel pada kosen. Pada kosen ini
dipasang kisi-kisi atau telai yang tingginya 80-90 cm, dan biasanya diberi
ukiran.
Lambang pada jendela
Jendela
mengandung makna tertentu pula. Jendela yang sengaja dibuat setinggi orang
dewasa berdiri dari lantai, melambangkan bahwa pemilik bangunan adalah orang
baik-baik dan patut-patut dan tahu adat dan tradisinya. Sedangkan letak yang
rendah melambangkan pemilik bangunan adalah orang yang ramah tamah, selalu
menerima tamu dengan ikhlas dan terbuka.
5.Tangga
Tangga naik kerumah pada umumnya menghadap ke jalan umum. Tiang tangga berbentuk segi empat atau bulat. Kaki tangga terhunjam ke dalam tanah atau diberi alas dengan benda keras. Anak tangga kebanyakan berjumlah ganjil sebab menurut kepercayaan, bilangan genap kurang baik artinya Tangga depan selalu berada dibawah atap dan terletak pada pintu serambi muka atau selang muka.
6.Lantai
Lantai
rumah induk umumnya diketam rapi dengan ukuran lebar amtara 20 s/d 30 cm. untuk
merawat lantai digunakan minyak kayu yang disebut minyak kuing. Lantai biasanya
dibuat dari papan kayu meranti, medang atau punak atau anak-anak kayu yang
disebut anak laras.
7.Dinding
Papan
dinding dipasang vertical. Kalupun ada yang dipasang miring atau bersilangan,
pemasangan tersebut hanya untuk variasi. Cara memasang dinding umumnya
dirapatkan dengan lidah pian, atau dengan susunan bertindih yang disebut tindih
kasih. Makna dinding selalu dikaitkan dengan sopan santun, yakni sebagai batas
kesopanan.
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rumah melayu
tradisional memiliki berbagai jenis yaitu rumah kediaman,rumah balai,rumah
ibadah,dan rumah penyimpanan.dalam rumah melayu tradisional memiliki
bagian-bagian seperti atap,jendela,pintu,tangga,dinding dan sebagainya
masing-masing mempunyai fungsi dan memiliki makna dan lambang bagi orang
melayu.
3.2 Saran
Semoga dengan mempelajari
Tradisi melayu,kita lebih mengerti dan memahami tentang tradisi yang dimiliki
oleh orang melayu dan bermanfaat bagi kehidupan.
6
Daftar
pustaka
Al
mudra,wahyudin.Rumah melayu”memangku adat
menjemput zaman”.Yogyakarta:Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu,2003.
7
Tidak ada komentar :
Posting Komentar